Status plagiator tamu istana @afi.nihayafaradisa yang beraroma tendensius dan merendahkan Pejudo Tunanetra yang teguh menutup auratnya dibalas telak oleh praktisi senior judo tunanetra. Ia adalah Heru alias Abu Hasan Almuhajir, asal Wonogiri yang sudah menggeluti judo tunanetra sejak 1998 dan pernah terlibat di Koni. Di status facebook plagiat Afi, Heru yang menghafal Qur'an dan juga programer tunanetra ini membuat komentar yang membuat empunya status tercekat dan tak berkutik. Berikut tulisannya : Maaf, demi Allah saya sangat bersyukur jika malam ini kedua mata anda dicabut oleh Allah! Anda tidak tahu kepastian berita itu yg sebenarnya. Yang Anda tahu hanya berita dari media, sementara saya sendiri pelaku judo sejak tahun1998. Jika tidak tahu persis gak usah cari sensasi lagi. Gak usah komentar seperti pelacur. Terus terang, tentang peraturan internasional itu kurang tersosialisasi kebawah. Disini (di solo) teman-teman yang berjilbab yang saat ini sedang
Apakah sobat pernah menemukan sesuatu yang berharga dijalanan ? Jika iya! Apakah barang tersebut dibiarkan begitu saja atau justru sobat mengecek terlebih dahulu apakah itu barang berharga atau bahkan kamu membawanya pulang. Memang sih jika kita menemukan barang apalagi misalnya dompet yang isinya agak tebel gitu, hehehe. Ada aja yang selalu muncul dipikiran kita untuk mengambil kemudian melihat apa aja isinya. Walaupun misalnya gak ada niat untuk mengambil isinya sih namu setidaknya mengetahui identitas yang punya agar mengembalikannya. Sebagai Contoh! Suatu ketika ada ibu yang jalan-jalan kemudian dia menemukan Handphone dijalanan, Karena kasihan, dia membawa pulang handphone tersebut untuk dihubungi siapa pemiliknya. Singkat cerita, karena ternyata nomer handphonenya sudah diblokir, maka dia menghubungi salah satu nomer kontak yang ada dengan nomer pribadinya. Eh, ternyata balasan dari nomer kontak tersebut adalah untuk membiarkan handphone tersebut hilang tanpa harus dicari pe
Tak dapat dipungkiri kalau selama ini polisi kerap mendapat kesan negatif dari masyarakat. Hal ini disebabkan karena ulah segelintir oknum yang suka memeras pengendara di jalanan. Selain itu, beberapa petingginya ada yang korup dan bergaya hidup mewah. Namun demikian, tidak semua polisi bersifat seperti itu karena masih banyak polisi yang baik, menjalankan tugas dengan tuntas, dan hidup sederhana. Seperti sosok Waka Polres dalam kisah berikut. Diceritakan. Sehari-hari, Pak Kasti (nama samaran) berprofesi sebagai pedagang sapu lidi. Ya, hanya sapu lidi yang biasa dipakai di rumah untuk menyapu kotoran di halaman. Hingga suatu siang, Pak Kasti laksana mendapat sebuah hadiah yang luar biasa, dan hal itu sampai membuatnya menangis. Bukan hadiah mewah dan mahal, namun ternyata barang dagangan Pak Kasti diborong oleh seorang Waka Polres dengan harga 10 kali lipat dari harga biasa. Berawal, saat Waka Polres tersebut pulang dari menghadiri Acara Yatim Ceria bersama 1000 Anak Yatim
Comments
Post a Comment